Waktu Terkini di Indonesia

Ingin tahu info Bisnis online, Klik Iklan di bawah ini :

Jumat, 26 Juni 2009

PILPRES DAN KITA SEBAGAI RAKYAT

Pilpres semakin dekat, saya semakin bingung untuk memilih siapa yang akan menentukan arah perjalanan nasib kita sebagai rakyat selama 5 tahun kedepan. Semua calon ada plus dan minusnya. Sekali-kali saya tidak bermaksud menggurui apalagi mempengaruhi pilihan semua sejawat yang membaca uneg-uneg saya ini. Coba lihat dari kriteria berikut, dari sisi ekonomi para capres/cawapres diadu dengan isu neolib vs kerakyatan, dari sisi historis diadu dengan isu dosa masa lalu siapa yang paling banyak, dari sisi prestasi kinerja semua merasa telah paling berjasa karena semuanya pernah menjadi penguasa/pejabat negara. Dari kriteria yang sedikit itu saja akan terlihat, menurut sisi ekonomi maka salah satu calon akan unggul dari yang lain, sedangkan dari sisi historis calon yang lain yang unggul. Begitu seterusnya dari sisi prestasi kinerja. Pusing nggak.
Akhirnya sejawat semua yang terhormat, saya pake asas keseimbangan universal yang selalu terjadi di dunia ini. Dunia ini akan selalu seimbang dalam pengertian yang utuh sehingga ada istilah ekosistem, sifat dualistik atau berpasang-pasangan atas segala peristiwa, sifat pergiliran musim/kalah-menang, dan seterusnya semacam itulah.
Lalu apa kaitannya asas itu tadi dengan Pilpres?
Pemenang dan pecundang menurut asas itu bukanlah sesuatu yang dapat dipisahkan.
Pemenang tidak akan muncul kalau tidak ada rival yang jadi pecundang. Jadi hakekatnya mereka adalah pasangan yang substansinya adalah satu paket kesatuan entitas, demi untuk menuju kesempurnaan dan kestabilan kehidupan. Pemenang dibatasi 5 tahun saja menjadi sang sutradara drama kehidupan rakyat atau kita semua, lalu peran pecundang adalah oposisi yang tidak kalah mulia dari sang pemenang. Sang oposan akan selalu melakukan counter kebijakan pemenang sambil mempersiapkan diri lebih baik untuk menjadi pemenang 5 tahun akan datang.
Jadi moral cerita uneg-uneg saya adalah, mari sejawat semua memilih yang menurut sejawat paling baik. Beri kesempatan sang pemenang menjadi sutradara kita semua 5 tahun saja. Jangan lupa pula support sang oposan mengkoreksi sang sutradara sambil mempersiapkan kemenangan 5 tahun akan datang. Begitu, tabik semuanya.

1 komentar:

  1. Sebaiknya memang Sang pemenang diberi keleluasaan sebagai Sutradara untuk menentukan skenario cerita kehidupan rakyat yang mengarah kepada keadilan berkesejahteraan dan kesejahteraan berkeadilan tanpa dicampuri oleh keinginan subyektif dari partai peserta koalisi.
    Kalaupun ada pejabat publik yang diangkat oleh Sang Sutradara meskipun dari latar belakang kepartaian harus dibuat pakta integritas yang menyatakan bahwa yang bersangkutan selama menjabat bukan lagi sebagai perpanjangan tangan partai.
    Apapun hasil akhir pelaksanaan pemerintahan, seluruhnya merupakan karya bersama seluruh komponen bangsa, tidak sepatutnya diklaim sebagai karya perseorangan atau salah satu Partai atau Kelompok.
    Akhirnya dengan segala kelebihan dan kekurangan para kandidat, tentukan untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu dan lakukan pilihan dengan bijak.
    Nasib anak bangsa ke depan ditentukan oleh pilihan kita semua.

    BalasHapus